Globalisasi yang semakin menjadi
virus disemua kalangan seakan sangat cepat menyebar disemua aktivitas-aktivitas
manusia. Sehingga hal ini menuntut kesiapan warga negara dan yang berada di
dalamnya untuk menghadapi virus ini. Oleh karna itu, menjadi sebuah keharusan
bagi kita untuk mempersiapkan semua hal yang dapat menjadi bekal dalam
menghadapi globalisasi tersebut.
Salah satu cara untuk menghadapi
virus globalisasi adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya
manusia (SDM). Hal itu ditandai dengan semakin meningkat dan berkembangnya teknologi
dan informasi perlu diimbangi dengan kualitas sumberdaya manusia yang baik. Tujuan
pengembangan sumber daya manusia yang dinyatakan oleh UNDP, seperti yang
disarikan oleh Tilaar, adalah usaha untuk meningkatkan horizon pandangan dari
seseorang. Manusia yang telah berkembang
akan meningkatkan pandangannya dengan lebih luas sehingga ia dapat menjadi
manusia yang berdaya. Manusia yang
berdaya adalah manusia yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk
mengadakan pilihan. Karena itu karakteristik
sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam menghadapi era global itu
adalah 1) Manusia yang dapat bersaing,
yaitu manusia yang dapat mengembangkan potensinya dan dengan potensinya itu
dapat menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan dapat mengadakan
pilihan-pilihan yang tepat, sehingga mampu bersaing dan bersanding sejajar dengan bangsa-bangsa
lain. 2) Manusia yang berpikir kreatif, yaitu manusia yang dapat bersaing dan
memunculkan kresi-kreasi baru.
Sehubungan dengan hal itu, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam hal ini adalah Rayon Humaniora sadar akan perlunya melakukan dan
mengembangkan strategi-strategi baru sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan
dan pengembangan sumber daya manusia agar menjadi manusia-manusi yang
berkualitas, yang mampu menghadapi persaingan di era global. Oleh karena itu pengurus
PMII Rayon Humaniora membuat sebuah inovasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan sumberdaya manusia untuk para anggota dan kadernya, yaitu FORDISMA
(forum diskusi mahasiswa).
FORDISMA merupakan sebuah wahana untuk
para anggota dan kader yang berbentuk forum diskusi. Tidak dapat dipungkiri
bahwasanya intelektual para anggota dan kader saat ini meningkat seiring
berjalannya arus globalisasi yang tak terkendali. Oleh karenanya, dirasa perlu
ada sebuah media guna memfasilitasi para anggota maupun kader yang memiliki
intelektualitas tanpa meleburkan nilai ke-PMII-an yang sekali lagi menjadi
konsekuensi logis bagi seluruh anggota dan kader PMII yang sah secara produk
hukum PMII.
Dengan adanya FORDISMA ini diharapkan
dapat membentuk para anggota dan kader yang berkualitas dan juga professional.
Selain itu juga hal ini adalah sebagian upaya pembentukkan anggota dan kader
yang memiliki pengetahuan komprehensif, dimana anggota dan kader bisa mempelajari
kajian ilmu sosial, agama, dan lain sebagainya. Konsep pengembangan anggota dan
kader dengan FORDISMA adalah bagian dari
upaya pengembangan dan inovasi dari kaderasasi non-formal PMII Rayon Humaniora Komisariat
Brawijaya melalui LSO FORDISMA dan jajarannya sebagai ujung tombak kaderisasi.
Realitasnya, pelatihan-pelatihan secara formal dirasa kurang efektif untuk
menelurkan sebuah output apalagi outcome
bagi pengembangan kader karena sifatnya yang temporary dan tidak berkelanjutan.
Sehingga dengan adanya FORDISMA ini merupakan sebuah bentuk lain dari konsep
kaderisasi non-formal PMII Rayon Humaniora Komisariat Brawijaya yang sifanya
berkala dan berkelanjutan.
0 komentar:
Posting Komentar